Dalam usaha ternak bebek, baik pedaging maupun petelur semua
dasarnya sama, yakni biaya terbesar dikeluarkan pada pakan dan bibit. Pakan
dalam ternak bebek ini lebih dari 50 % besarnya dari total biaya budidaya
bebek. Untuk itu jika ingin mendapatkan laba optimal buatlah perencaranaan
ekonomis dalam usaha bebek atau itik ini. Untuk memperoleh laba optimal, maka
faktor-faktor produksi dalam usaha ternak bebek tersebut di atas harus anda
minimalisir. Cara utama dalam meminimalisir biaya adalah dengan menggunakan
pakan alternatif selain pelet produksi pabrik seperti nasi aking dan bekatul.
Berikut akan saya jelaskan analisa usaha budidaya bebek
potong sebagai berikut:
Spesifikasi :
Populasi : 1000 ekor dengan lama pemeliharaan : 45 hari
A. Biaya investasi
Kandang 5 unit @2.000.000 = Rp. 10.000.000
Peralatan kandang Rp. 1.000.000 Total investasi Rp. 11.000.000
B. Biaya operasional
Bibit 1000 ekor @Rp 4.500 = Rp.4.500.000
Pakan starter 5 Sak(250 kg)@Rp.300.000 = Rp. 1.500.000
Pakan finisher :
Bekatul 1.000 kg@Rp.2.300 -Rp. 2.300.000
Nasi bekas kering/karuk 1.500 kg@p.2.000 = Rp.3.000.000
Konsentrat 10 sak(500 kg)@Rp.296.000 = Rp.2.960.000
Sekam = Rp 100.000
Tenaga kerja =Rp. 900.000
Penyusutan kandang dan alat (masa pakai 5 tahun) Rp. 275.000
Biaya total = Rp. 15.435.000
C. Penerimaan
Tingkat kematian 5% dipanen 950 ekor
Harga bebek Rp. 24.000
Penjualan 950 x 24.000 = Rp. 22.800.000
D. Keuntungan
Rp. 22.800.000 - Rp. 15.435.000 = Rp. 6.365.000
E. Pertimbangan usaha
1. BEP (Break Even Point)
a. BEP untuk harga produksi BEP = Rp.15.435.000 : 950 ekor =
Rp. 16.247,3/ekor
Titik balik modal tercapai jika harga jual per ekor Rp.
16.247,3
b. BEP volume produksi
Rp. 15.435.000 : Rp. 24.000/ekor = 643.1 ekor
Titik balik modal tercapai jika jumlah bebek yang dipanen
643.1 ekor
2. B/C (Perbandingan Penerimaan dan biaya)
B/C = Rp. 22.800.000 : Rp. 15.435.000 = 1.47
Setiap penambahan biaya Rp. 1 memperoleh penerimaan Rp. 1.47